Perjalanan saya menjadi web developer
Saya lulus diploma 4 jurusan Elektronika Telekomunikasi di Politeknik Caltex Riau pada November 2018. Sebelum lulus, saya sudah mencari pekerjaan di portal lowongan kerja online seperti Jobstreet, Indeed, dan lainnya. Saya merasa telah melamar ratusan lowongan selama beberapa bulan, namun tidak ada progres apapun untuk tes atau wawancara. Pada Januari 2019, saya mendapat kesempatan tes online dan wawancara di perusahaan pengelola kelapa bernama Sambu Group di salah satu perusahaan mereka Riau Sakti United Plantations dan diterima bekerja.
Mengawali karir sebagai IT support
Pada Februari 2019, saya mulai bekerja di Riau Sakti United Plantations. Tugas saya mencakup memperbaiki dan memasang jaringan komputer, perangkat komputer, dan server. Terkadang, saya mendapatkan proyek di pabrik lain, Pulau Sambu Guntung, untuk membuat otomasi timbangan bersama seorang programmer. Setelah beberapa hari mengerjakan proyek tersebut, saya mulai tertarik mempelajari web programming. Programmer tersebut menyarankan saya untuk menggunakan aplikasi belajar bahasa pemrograman bernama Sololearn. Setelah proyek selesai, saya mulai belajar di aplikasi tersebut sebelum dan setelah pulang kerja. Saya mempelajari HTML, CSS, JavaScript, PHP, dan SQL. Perlu waktu 4 bulan untuk menyelesaikan 5 materi tersebut.
Setelah yakin bahwa materi yang saya pelajari sudah cukup, saya mencoba melamar sebagai web developer di berbagai perusahaan melalui Jobstreet, Indeed, dan lainnya. Meskipun mendapatkan beberapa tes dan wawancara, saya belum berhasil mendapatkan hasil yang diinginkan. Pada September 2019, saat mencari pekerjaan di internet, saya menemukan bootcamp Arkademy dan mencoba mendaftar.
Mengubah karir dengan mengikuti bootcamp
Pada Oktober 2019, saya mengikuti tes dari Arkademy dan berhasil lolos dari ratusan peserta, menyisakan sekitar 30 orang. Kemudian, dilanjutkan dengan wawancara dan saya kembali lolos, menyisakan 10 peserta. Setelah dinyatakan lolos, saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan saya sebelumnya dan mengikuti bootcamp ini di Bogor. Pada November 2019, saya mulai mengikuti bootcamp Fullstack Developer Arkademy. Awalnya, saya kira materi yang saya pelajari di Sololearn sudah cukup, ternyata masih banyak yang harus saya pelajari lagi. Saya mempelajari Express, React, dan React Native dalam waktu 6 minggu. Dalam waktu yang sempit tersebut, saya bahkan hanya tidur 4 jam sehari. Meskipun merasakan tekanan, saya senang karena mendapatkan ilmu dan pengalaman berharga yang membuka wawasan baru saya mengenai modern web development. Setelah minggu kelima, saya mendapatkan kesempatan wawancara di perusahaan software house bernama Nashta Global Utama di Depok dan diterima bekerja.
Mengawali karir web developer sebagai Frontend developer
Pada Januari 2020, saya mulai bekerja di Nashta Global Utama sebagai Frontend Web Developer dan ditempatkan pada klien perusahaan di Bea Cukai Jakarta Timur. Di sana, saya dan rekan kerja lainnya membangun aplikasi bernama CEISA yang digunakan untuk impor, ekspor, dan lainnya. Framework frontend yang digunakan adalah React, yang telah saya pelajari di bootcamp. Hal ini memberikan keuntungan bagi saya untuk lebih cepat memahami alur aplikasi dan kode yang sudah ada.
Saya bekerja dalam tim yang terdiri dari 2 frontend dan 1 backend pada proyek CEISA Singlecore, namun terkadang saya dan tim ditugaskan ke proyek lainnya. Di proyek ini, tidak ada manajemen tugas yang baik sehingga tugas selalu diberikan secara lisan oleh klien. Ketika leader frontend saya membuat microfrontend, ini sangat membantu memisahkan modul-modul dalam satu aplikasi sehingga tidak terjadi konflik saat merging. Hal ini membuat saya tertarik untuk melakukan refactoring pada frontend CEISA Singlecore untuk mempermudah perubahan atau penambahan fitur.
Setelah lebih dari satu tahun, saya memutuskan untuk mencari kesempatan berkarir dan pengalaman baru di tempat lain. Setelah melamar di beberapa perusahaan secara online di LinkedIn, saya mendapatkan beberapa tes dan wawancara dari beberapa perusahaan. Akhirnya, saya mendapatkan tes dan wawancara dari perusahaan luar bernama Canopy Power.
Mendapat kesempatan menjadi Fullstack web developer dan bekerja jarak jauh
Pada April 2021, saya mulai bekerja sebagai Fullstack Developer di Canopy Power, sebuah perusahaan startup Singapura yang bergerak di bidang energi terbarukan secara jarak jauh (Work from Anywhere). Saya bekerja dalam tim teknologi yang terdiri dari 1 manajer, 1 data analyst, dan 2 web developer. Aplikasi yang kami kembangkan adalah Hornbill Portal, yang digunakan untuk memonitor dan menganalisis data energi terbarukan secara remote dan real-time.
Stack teknologi yang digunakan dalam aplikasi ini meliputi Angular, Vue, Flask, CircleCI, PostgreSQL, dan AWS. Penggunaan teknologi ini membuat saya belajar banyak hal baru tentang autodeploy dan arsitektur aplikasi menggunakan AWS. Kami menggunakan manajemen tugas JIRA, yang membuat setiap tugas jelas dan tercatat. Setiap minggu, kami mengadakan satu sprint meeting untuk menentukan tugas mingguan, dua tech scramble meeting untuk melaporkan progres individu, dan satu scramble meeting dengan CEO untuk melaporkan progres mingguan.
Tahun ini, 2024, saya sudah bekerja di sini selama lebih dari 3 tahun, mendapatkan banyak pengalaman sebagai Fullstack Developer, serta peningkatan dalam kemampuan bahasa Inggris saya.
Rencana kedepan
Ketika ChatGPT dirilis tahun 2023, saya mulai berpikir apakah saya dapat terus mengembangkan karir saya di web development. Mengingat sudah banyak SaaS yang menggunakan AI untuk mengenerate website dan web app hanya melalui prompt, seperti V0 dari Vercel. Mungkin sekarang saya tidak menganggap ini sebagai ancaman, tapi ketika data model sudah banyak, maka menggenerate web app atau website melalui AI akan semakin akurat. Oleh karena itu, saya mulai tertarik untuk mempelajari Generative AI kedepannya.